Tuesday, September 30, 2014

Siapa Kamu dan Bisa Apa Kamu 19

Di sini aku berkesempatan belajar. Walau sesama teman supir banyak yang meragukan kemampuan aku. Dan banyak yang menghina aku. Dan ada yang bilang aku cuma mencari perhatian agar tetap bekerja di situ. Karna perusahaan ini bergaji besar. Tapi semua tuduhan itu hanya aku tanggapi dengan senyuman. Ak ga mau seperti dulu. Dan aku ga mau gagal lagi dalam meraih ilmu yang bermanfaat. Selain ilmu komputer aku dapatkan aku juga dapat ilmu pembuatan dokument logistic suatu proyek. Selama aku jadi supir logistic aku selalu mendapat makan gratis, bahkan kebiasaan buruk aku mulai lagi, Karna kehidupan logistic selalu berhubungan dengan supplier. Dan supplier selalu ingin mendapatkan order material proyek dari logistik. Demi ambisi supplier dapat order, mereka selalu memberi imbalan kepada logistic itu sendiri. Secara tidak langsung aku sebagai supirnya kena imbas bagian itu, dengan mengikuti kebiasaan bos ak. Kebiasaan bos ak main cewek, tapi ga suka minum. sedangkan tempat cewek nakal selalu ada minuman keras. Jadilah aku kembali konsumsi minuman. Cuma aku ga main perempuan, karna aku masih setia dengan istri aku. Walau bos aku main perempuan, aku selalu minta jatah aku berupa uang aja. dan uang itu beli minuman. Ini berjalan sekitar 7 bulan. Dan pada suatu hari aku melihat tim Surveyor perusahaan kami. Memang sih aku selalu bertemu kalau di kantor. apalagi pagi2 sebelum pekerja lapangan berangkat ke lapangan, harus absen dulu di kantor. Waktu aku lihat surveyornya kok kelihatan gagah dengan sepatu proyek tinggi baju kerja ga pernah kotor. ganteng lagi surveyornya. Dan sewaktu longgar kerja, dan ga ada data atau nota yang perlu aku input di komputer, aku main ke ruang tim surveyor bekerja, kebetulan ruangannya bersebelahan dengan ruangan logistic. hanya di batasi skat triplek setinggi 1.5 meter. Aku pengen tau apa aja yang di kerjakan tim surveyor ini. dan apa yang di hasilkan dari divisi ini. Setelah aku main dan lihat2 dengan sedikit bertanya aku mulai mengerti apa yang di hasilkan dari kerja divisi ini. Semua aku pelajari dengan melihat mereka bekerja mengolah data dari tim lapangan. Sebab kalau aku banyak bertanya di marahin. Setelah tertarik aku untuk mempelajarinya, aku berfikir bagaimana bisa mempelajarinya dengan waktu penuh, berhubung aku seorang supir, ya aku pendekatan dengan supir surveyor lapangan itu tadi. Setelah nego akhirnya terjadilah pertukaran tugas di antara kami. dia menyetiri logistic ak jadi supir surveyor. Ini aku lakukan sudah seizin bos aku dulu, yaitu orang logistic. Awal2 aku dibilang bodoh sama teman2 supir yang lainnya. orang sudah enak jadi supir logistik banyak uangnya, malah jadi supir surveyor yang ga ada uang sampingannya. Jadi aku mengandalkan uang makan aku buat makan sehari2. Tidak seperti dulu yang selalu di belikan bos aku. Sekarang aku harus beli sendiri. Sedikit saya jelaskan. pekerjaan seorang surveyor adalah mengambil data pemetaan lokasi yang akan di pasang pipeline itu sendiri. Mereka bekerja dengan alat ukur tanah namanya. Alat ini sangat mahal harganya. ya sekitar 70 jt saat ini. tugas aku mengantar tim surveyor yang terdiri dari 3 orang ke lokasi yang harus di ambil data pemetaan lokasinya. Aku juga ga sungkan2 membantu mereka kerja di lapangan, dengan cara membawa alat ukur tanah yang mahal itu. memang beratnya cuma 11 kg. tapi kalau kita bawa dengan jarak 1 km ya terasa 40 kilo itu alat beratnya. hehehe. tapi semua aku lakukan demi ini ilmu yang ingin aku dapatkan. aku ingin buktikan minimal ke diri aku sendiri, siapa aku dan bisa apa aku. Walau tugas seorang supir hanya menyetir mobil untuk mengantarkan bos pulang pergi, tapi aku ga seperti itu. Aku selalu ikut membantu bos aku dalam bekerja. Walau semua teman banyak yang mencibir aku. Bukannya gabung mereka di warung kopi sambil menunggu bos selesai kerja. aku malah ikut bos kerja di lapangan. Tidak ada cerita malas, malu dan lainnya bagi aku untuk menuntut ilmu yang bermanfaat yang ga pernah aku lakukan dari sekolah dulu. Setelah ak pelajari sistem kerja di lapangannya dan aku menguasai, aku ingin bekerja teorinya kerja di lapangan. Ini aku tanyakan di saat ak anter bos berangkat kerja dan pulang kerja. Karna pekerjaan ukur tanah ini banyak menggunakan hitungan matematika, aku harus punya kalkulator yang khusus hitung semua rumus matematika. Dan aku bertanya berapa harga kalkulatornya. Bos saya bilang ada yang 200.000 dan ada yang lebih. Aku ngeluh waktu itu. Dengan uang segitu, itu uang makan aku selama 2 minggu. kalau aku pake beli kalkulator gimana makan aku. apa aku harus pake uang gaji aku yang biasanya di terima istri aku. Dia pasti marah dan menolak membelikannya. Karna dari istri saya sendir ga percaya dengan kemampuan saya dalam belajar. Tapi bos aku memberi solusinya. dia sarankan aku membeli yang buatan cina. lebih murah, cuma 50.000. akhirnya ak beli dengan uang makan aku kalkulator itu. Setelah aku beli kalkulator aku jarang ikut ke lapangan. Aku gabung dengan sesama supir menunggu di warung sampai bos selesai bekerja. Tapi akupun tidak mau kehilangan waktu untuk belajar, Di waktu ngopi di warung ak selingi belajar teori pengukuran tanah. Sebagian teman2 ak bilang. mau jadi apa kamu na na. kalau sudah supir ya supir aja. percuma kamu belajar itu. mesti sekolah yang tinggi katanya. Tapi kata2 itu tidak menyurutkan semangat aku untuk belajar. Dan aku selalu bertanya kepada bos aku. Alhamdulillah aku mempunyai bos yang sabar, beliau selalu mengajari aku. Dan selalu support ak dalam belajar. Pernah suatu malam aku lagi belajar teori pengukuran ak kebingungan dalam mecahkan soal pekerjaan teori aku. waktu itu jam 11 malam. Tapi karna rasa penasaran aku ingin cepat mengetahuinya dan ga sabar menunggu besok. Aku ketuklah kamar bos aku, yang kebetulan di bawah kamar ak. Dengan rasa khawatir bos marah karna ganggu tidur aku tekadkan mengetuk pintu kamar bos aku. Alhamdulillah walau bos ak sudah tidur tapi beliau tetap memberi tau caranya mecahkan soal yang aku tanyakan. Bos aku yang sabar dan baik hati. Aku sangat berhutang budi dan ilmu kepadanya. bersaambung ......

SHARE THIS

Author:

Etiam at libero iaculis, mollis justo non, blandit augue. Vestibulum sit amet sodales est, a lacinia ex. Suspendisse vel enim sagittis, volutpat sem eget, condimentum sem.

0 comments: